21 Mei 2011

ME TIME : spa


Amarita Day Spa & Beauty Clinic
Malang, East Java
(private collection by : Rika)
Liburan, ingin menghabiskan waktu tapi tidak ada kawan? Maka, saya menyarankan do something different yang belum pernah anda lakukan. Jangan takut garing atau dipandang aneh, banyak beberapa hal yang bisa dilakukan. Post kali ini sebenarnya bisa dibilang curhatan pribadi yang sedang bengong, sendiri, no partner buat hang out, tapi ingin sekali melakukan sesuatu, dan ditulis disela rangkaian 'me time'. Ini yang saya lakukan kali ini ...

Google-ing tempat spa palling hips in town, itu yang pertama terbersit di pikiran. Hehe. Meski saya belum ada penghasilan tetap untuk leisure time yang satu ini, kalau sesekali dengan menguras sedikit tabungan dari salary pekerjaan paruh waktu sebelumnya, masih mampu kok. Sebagai kota 'kecil' yang mulai keren (baca: ramai kehidupan perkotaan), agak susah sebetulnya mencari tempat spa yang keren dan terjangkau dengan kantong. Apalagi dengan segmentasi penduduk kota malang yang memang 80% dihuni oleh para mahasiswa pendatang, semakin sulit mencari spot leisure time yang benar-benar maksimal. Tapi tidak kurang akal, memaksimalkan peran Om Google yang keren. Search engine satu ini memang paling jago urusan menampilkan informasi yang kadang-kadang kita blank sama sekali. Lalu, muncullah nama AMARITA day spa & beauty clinic. Setelah membandingkan harga yang ditawarkan dengan tempat serupa yang lain, memang kesannya tempat ini lumayan mahal. Sebut saja kisaran harga spa antara 200.000 - 300.000 rupiah, dibandingkan dengan spa yang pernah saya lakukan di Surabaya hanya perlu menguras kantong kira-kira 170.000 rupiah. Tapi ... Tentunya tidak perlu khawatir dengan jenis perawatan yang ditawarkan, jelas berbeda dan dari segi tempat juga jauh berbeda. Amarita untuk ukuran spa yang terbilang mahal memang terletak di pinggiran Kota Malang dan pada lokasi yang sedikit 'absurd' yaitu di pinggir jalan arteri masuk Kota Malang yang notabene dilalui berbagai jenis kendaraan, mulai dari angkot, bus, hingga truk. Sempat mengira kalau suasana didalam pasti ikut ramai suara lalu lalang kendaraan, tapi saya salah. Entah harus berterima kasih oleh desain bangunan yang cukup kedap suara atau apa, kita bahkan tidak akan ribut karena suara bising kendaraan yang kita khawatirkan. Good first impression to Amarita.

Mulai menginjakkan kaki di ruang pertama jujur saja tidak terlalu spesial. Bagi anda penikmat bangunan megah, mewah, atau apapun namanya ala tempat spa wah, maaf saja, anda tidak akan mendapatkannya. Cenderung berpenampilan biasa saja, dan barangkali terlihat seperti bangunan lama. Mungkin menjadi bisa dimaklumi karena pemilik spa juga merupakan pemilik showroom barang antik yang terletak persis di bangunan spa. Setelah berbincang sebentar dengan mbak receptionist yang menerangkan mengenai beberapa perawatan yang bisa dipilih di Amarita, akhirnya saya memutuskan untuk memilih paket yang saya lupa bagaimana harus menyebutnya, yang pasti paket perawatan detox tersebut meliputi pijat/massage, body scrub, masker lumpur, sauna, dan berendam. Dan sekali lagi good second impression to Amarita, ruang tunggu pun berbeda dengan ruang depan dimana saya masuk sebelumnya. Tidak bisa disebut mewah, tapi cukup nyaman untuk ukuran ruang tunggu. Awalnya lumayan curiga kenapa harus menunggu, karena pengalaman spa sebelumnya tidak perlu menunggu, rupanya tidak lama kemudian saya cukup mafhum kenapa harus menunggu. Lima menit kemudian muncullah Mbak Titin, therapist, yang menangani saya mempersilakan menuju ke ruangan spa. Good third impression to Amarita. Satu-satunya yang saya pikirkan kala itu hanya sebuah tekat untuk menjadi pelanggan yang cerewet atas servis yang mereka berikan, mengingat harga spa yang cukup mahal. Tapi lagi-lagi saya bungkam karena good fourth impression dari Amarita. Setelah masuk kedalam ruangan spa, saya benar-benar terkesan dengan tampilan ruangan yang memang benar-benar bukan spa abal-abal ala salon kecantikan yang sebelumnya pernah saya kunjungi yang hanya berupa bilik atau sekat asbes yang memisahkan ruangan satu dengan yang lain. Setiap ruangan memiliki kamar bilas, sauna, dan bak rendam masing-masing. Terasa sekali ruang privasi yang memang seharusnya diberikan oleh pelayanan spa. Bahkan, saya semakin tidak bisa mendengar suara luar satupun jika pintu tidak dibuka. Setelah mengorek sedikit dengan Mbak Titin, memang konsep itu yang ingin diberikan oleh Amarita.

Good fifth impression to Amarita selanjutnya adalah kelengkapan mandi/bilas yang memang terjamin kebersihannya. Dua handuk, sebuah kimono, sandal, dua celana dalam kapas (bagi yang belum paham, spa memang mengharuskan kita mengganti celana dalam kita dengan celana dalam berbahan kapas sekali pakai agar kotoran tubuh atau efek bahan pemijatan, scrubing, atau masker tidak menempel pada celana dalam kita), shower cap, dan puff mandi tersedia rapi pada kamar bilas. Setelah melucuti segala kain yang menempel pada tubuh, maka ... Dimulailah prosesi body spa yang sudah disiapkan hehehe. Kenapa saya menjelaskan begitu detil kelengkapan mandi yang disediakan, lagi-lagi karena pada tempat spa sebelumnya saya tidak mendapatkannya, handuk yang terkesan asal, celana dalam kapas hanya satu, dan kamar bilas yang digunakan bergantian dengan pengunjung spa lain (eiuuhh!!!).
Prosesi pertama, diawali dengan foot spa atau apalah istilahnya saya kurang paham, yaitu merendam sejenak dan membersihkan bagian telapak kaki dengan air kembang hangat. Wow .... Kurangggg lama!!!!!!!!! Hihihi. Mungkin tujuannya untuk benar-benar membersihkan saja sepertinya, jadi memang tidak fokus pada bagian ini. Lalu, dilanjutkan dengan prosesi kedua yaitu pemijatan atau massage selama 1 jam. Kalau khawatir akan tempat tidur tanpa lubang wajah (paham 'kan maksud saya?), maka tidak perlu khawatir. Dengan tempat tidur yang cukup nyaman, ditambah lagi dengan secawan (halah!) Air kembang diletakkan dibawah lubang wajah tempat tidur, well ... Saya kira akan semakin membuat kita terlelap selama pemijatan berlangsung. Saya sebenarnya bukan ahli atau pakar atau terbiasa dengan pijat memijat. Justru sebaliknya, saya bukan orang yang suka dipijat. Hanya sesekalai kalau memang lelah to the max saya bersedia dipijat. Untuk ukuran sebagai orang yang jarang dipijat, saya tidak pernah paham ukuran ampuh atau tidaknya pijatan seseorang. Jadi untuk urusan prosesi pijat spa kali ini saya tidak bisa menilai. Bahkan, membedakan dengan pijatan pada tempat spa sebelumnya, saya tidak bisa (gorok leher!!). Jadi untuk kali ini, saya mengambil parameter tidur atau tidaknya seseorang ketika dipijat hehehe (metode yang tidak bisa dipertanggung jawabkan). Yang jelas, selama sejam dipijat saya tertidar dan tidak hendak berbincang dengan Mbak Titin. Hihihi. Jadi, mari kita hipotesa-kan saja pijatan Mbak Titin positif. Pijatan plus aroma air kembang di bawah lubang wajah tempat tidur, nilainya sempurna!!!

Prosesi ketiga, mulai tidak bisa lagi menikmati waktu lelap yang dilakukan sebelumnya. Scrubing biasanya saya nikmati dengan merasakan kasarnya lotion scrub yang memang berbutir. Kalau bahasa saya dan teman-teman, scrubing berarti 'mboloti' badan. Mboloti is kegiatan menggosok tubuh agar kotoran/dakik tubuh terangkat. Dan semakin banyak butiran scrub yang berjatuhan ke lantai, hmmm ... Bisa dibayangkan betapa bersihnya kulit kita. Dan pada prosesi inilah saya mulai tidak bisa tertidur, karena sesekali Mbak Titin harus mengangkat tangan, menyuruh saya membalik badan, atau yang lain. Tidak ada yang spesial dari prosesi yang ini, karena memang cenderung sama saja seperti spa sebelumnya yang pernah saya lakukan. Begitu juga dengan kegiatan bilas dan sauna setelah scrubing badan. Tidak ada yang spesial. Sauna juga tidak bisa dibayangkan ala sauna ruangan penuh uap panas, melainkan hanya sauna perorangan dimana kita duduk didalam kantong plastik berbentuk persegi, dan hanya bagian kepala yang tidak tertutup kantong plastik. Meski hanya 10 menit tapi lumayan-lah bisa mengeluarkan keringat yang biasanya cukup irit saya keluarkan (baca : malas olahraga). Hehehe.
Prosesi keempat sekaligus yang terakhir would be body mask dan berendam. Sesuai yang saya pilih diawal, masker yang terpilih pun masker lumpur. Jangan dibayangkan seperti layaknya lumpur yang anyir dan kotor. Lumpur tentu lumpur khusus yang aman buat kulit. Sebenarnya ada pilihan lain soal aroma body mask yang bisa disesuaikan dengan keinginan. Aroma tradisionil, kopi, buah-buahan juga tinggal pilih. Tanpa maksud apapun kali itu saya memilih berkubang lumpur. Walhasil memang tidak ada aroma wangi apapun yang bisa tercium pada prosesi terakhir ini. Selama beberapa menit masker dibiarkan sedikit mengeras dan sementara itu saya makan hehehe. Atas tawaran Mbak Titin yang menawarkan memesan makanan setelah mendengar perut saya berulah setelah di-steam/sauna. Dan prosesi dilanjutkan kembali dengan berendam. Sayangnya, bukan berendam susu atau apa, melainkan berendam ala jacuzzi mini, meski bak rendam yang ada bukan layaknya jacuzzi pada umumnya. Hanya berupa bathtub biasa tapi dengan alat khusus yang memasukkan selang pada bathtub muncul gelembung air ala jacuzzi. Maklum, biasa mandi di sungai agak rikuh berendam model begini. Bukannya nyaman melainkan hampir tenggelam ketika mencoba bersandar. Hihihihi. Walhasil, prosesi berendam pun sama sekali jauh dari bayangan berendam ala putri raja atau selebritas di tv yang santai leha-leha. Yang ada berendam gaya mandi disungai sambil gosok-gosok lumpur dibadan. Goblok!!! Hkhkhkhk.

Okey ... Now, the rate. Karena memang baru kali kedua saya mencoba leisure time cara ini, saya memang tidak bisa men-rate terlalu tinggi. Karena saya belum pernah mencoba spa dengan harga sama di tempat lain. Untuk sementara ini saya bisa memberi ★★★ dari ★★★★★. Yang pasti jauh lebih mewah dan maksimal ketimbang pengalaman spa sebelumnya. Mungkin bagi beberapa orang harga yang dipatok Amarita termasuk mahal. Memang. Tapi dengan kepuasan yang saya dapatkan kemarin, tidak sia-sia rasanya mengeluarkan ongkos begitu besar. Jadi, bagi anda yang berdomisili di Kota Malang, ingin mencoba sesuatu yang berbeda, boleh dicoba. Oya, sekali lagi ini berdasarkan pengalaman semata, bukan bagian dari Amarita atau pihak ketiga untuk berpromosi. Kalau memang ada yang berpendapat lain, barangkali pengalaman kami memang berbeda adanya. Sayangnya, belum ada web situs resmi Amarita yang bisa support info terkait. Informasi yang bisa saya berikan antara lain alamat Amarita yaitu Jl. Raya Karanglo PTP Blok III No.1 Malang Utara/Singosari No. Telepon: 0341-407766.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dear Rika & friends ...