25 Jul 2012

Fasting Time

Akhirnya apa yang dinanti semua umat muslim di seluruh belahan dunia manapun tiba. Puasa Ramadhan. As usual, orang serumah selalu nurut sama Pemerintah yang emang diyakini sebagai Ulul Amri alias pemimpin dan meyakini apa yang telah diputuskan. Bukan rahasia umum hari pertama puasa di Indonesia selalu beda. Oke, ngga selalu beda siy, mungkin sejak beberapa tahun yang lalu. Kadang gw wondering juga siy kenapa bisa beda gitu. Katanya siy perkara cara menentukannya. Atau kalau Pak Boss gw sering dibilang metodenya. Kurang paham juga gimana ngitungnya, dan ngga berniat buat nulis tentang cara menentukan hari pertama puasa. Takut salah sumber atau salah penafsiran. Hey, nulis based on sumber juga kudu pake tafsiran yang kadang secara ngga sadar suka-suka masuk tuh opini pribadi.
Gw ngga mau nulis panjang siy, lagi males gw blog posting, gw cuma mau ngucapin Met Puasa buat rekan-rekan pembaca (yaelah!!!) blog gw, itu juga kalau ada yang baca secara blognya agak-agak ngga fokus gini isinya curhatan melulu. Semoga ibadah yang kita lakukan selama sebulan ini diterima Allah SWT. Dan semoga dikasih setahun umur lagi buat ngerasain puasa ramadhan. Amin. 



*ditulis kala kantor sepi pada ke musholla buat Dhuhur-an, gw lagi ngga puasa karena 'bocor' jaga ruangan, plus pak boss yang pada dinas ke Jakarte. What a peaceful day ... 


21 Jul 2012

Here's the thing : kantinku sayang, kantinku malang

Keributan suasana kantor seminggu terakhir kadang kala membuat gw suka lupa dengan lingkungan sekitar. When i say around me it means para OB, driver kantor, pak satpam, dan ibu-ibu penjaga kantin adalah supporting people atau biasa gw sebut unseen people. Kenapa unseen, perhatikan saja 'ruang' kerja mereka yg ada diujung ruangan, mungkin hanya sekitar 3x4 meter petak ruangan pantry, terkadang harus naik turun tangga jadi kurir dadakan, atau diujung bagian belakang kantor gw berkutat dengan kepulan asap kompot atau panasnya ruangan kntin yang sebetulnya tidak bisa disebut kantin karena cuma bagian belakang kantor beratap poli karbonat yang sebelumnya adalah tempat parkir kendaraan para penggede kantor. Karena alasan renovasi gedung sementara garasi itu disulap menjadi kantin yang silahkan dibayangkan ketika siang hari panasnya Kota Surabaya sungguh betapa kerennya.

Oke ... Keliatan jelas kalau gw mau cerita tentang kantin beserta tetek bengeknya yak. Gw panjang banget ngejelasin lokasi kantin kantor gw heheh. Yup ... Kita sebut saja sang subject topik kali ini adalah ibu kantin. Trending topic minggu ini dikantor adalah beliau. Seorang janda beranak 2 (kalau tidak salah), dengan kru 4 ibu-ibu untuk support beliau setiap hari menyiapkan makanan atau dagangan. Gosip pertama kali terhembus ketika gw harua lembur di kantor dan secara tidak sengaja salah seorang teman yang juga terjebak dalam aktifitas lembur mendengar gosip ini. Ibu kantin akan di-cut dan digantikan dengan makanan catering. Reaksi yang gw dan beberapa teman seruangan ketika mendenga adalah ... Hapahhhhh?????!!!!!!! FYI, kantin di kantor gw adalah salah satu tempat kita bersosialisasi dengan teman-teman bagian lain, a moment break to not staring at PC or laptop, tempat berdiskusi para bos ring 2 (baca : kepala divisi) bagian gw secara santai. Atau kadang kala kantin kantor gw jadi tempat escape gw dan teman-teman sejenak ketika bete dengan para bos atau kehectican bagian gw yang setiap hari ngga ada abisnya. Tentunya selain musholla kantor.

Sebuah kebijakan kantor gw seluruh pegawai dengan jumlah +- 100 orang diberi jatah makan sekali seharga Rp. 8000 rupiah dan cukup tanda tangan di semacam kertas absen harian pertanda kita sudah mengambil jatah makan hari itu. Cukup lumayan bagi kami sekantor mengingat kantor kami ada diujung utara Kota Surabaya yang bahkan angkot saja tidak lewat, sehingga jam makan siang kami tidak perlu keluar kantor dan menempuh jarak yang lumayan untuk mencari sesuap nasi di tengah hari. Atau kebutuhan cemil-cemil kami bisa dipenuhi dengan barang dagangan ibu-ibu kantin yang tersedia, tentunya yang ini kami dikenakan harga diluar jatah makan siang kami. Kantin semakin jadi tempat menyenangkan ketika kami lupa tidak membawa uang lebih jika kami mengambil camilan dan ibu kantin akan dengan baik hati mengiyakan celetukan kami,"nanti ya bu bayarnya!!!!". Sukur-sukur kalau bisa segera dibayar, dan tidak jarang beberapa hari kemudian kami baru akan membayar. Termasuk gw. Hehehe. Kadang kala gw dan beberapa teman suka ngomel karena menu kantin yang itu- itu saja. Pecel, telur, ayam, tahu tempe, menu sayur saja yang terkadang berganti-ganti. Gw bisa paham kenapa menu makanan ngga bisa bervariasi. Apalagi kalau harga-harga sembako yang se-geje saham di lantai bursa. Bisa turun atau semurah-murahnya atau naik alias mahalnya ngga kira-kira. Belum lagi kelakuan kami-kami yang suka kas-bon. Puyeng juga tuh ibu-ibu. Entah alasan apa yang membuat pimpinan yang berwenang di kantor memutuskan untuk mempertimbangkan mengganti kantin dengan makanan catering. Mungkin karena mereka boss jarang makan di kantin, makanan selalu diantar, dan hello ... Mereka boss!!!! Yang ada makanan diantar!!!!! Jadi maklum saja kalau para boss tidak merasakan betapa leganya kami para pegawai ketika kami memiliki space itu.

Gosip semakin kemana-mana ketika berhembus kabar itu bukan maksud sebenarnya. Melainkan sebuah teguran agar ada peningkatan dari menu makanan kantin dan baru akan digantikan kalau tidak ada peningkatan. Well to be honest kadang kalai kami juga suka mengeluh menu makanan yang disajikan tidak begitu bervariasi. Atau malah kadang kala kami suka protes ke para ibu kantin untuk mau memasakkan makanan-makanan diluar apa yang sudah disajikan. Baru ngerasa kasian gw sama ibu-ibu kantin. Ternyata we are so pushy, menuntut, dan seenak hati. Suka sering kita lupa ada keuntungan dari barang dagangan yang mereka jual untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Hmmmm .... Kok jadi dalem yak??? But it is!! Naluri rakus manusia suka ngga bisa di-rem.

So ... Gw dan teman-teman sempat ngebahas ini dan menebak-nebak apa rasanya kalau kantin memang ditiadakan, ibu-ibu kantin yang riuh ramai sepanjang hari jadi entertain secara tidak sadar, lalu bahkan untuk makan siang pun kami harus tetap stand by di ruangan dengan pandangan yang sama sepanjang hari. Atau tidak terbayang tidak ada pilihan makanan yang bisa kami tentukan setiap hari. Gw ngga paham dengan sistem catering kantor, tapi harusnya kami cuma akan bisa terima apa adanya yang diberikan hari itu, begitu 'kan?! Lalu gimana dengan temen gw yang vegi kalau jika makanan hari itu penuh dengan daging-dagingan? Atau gimana dengan temen gw yang harus selalu makan sayur berkuah kalau jika makanan hari itu cuma ada oseng sayur? Atau gimana dengan kami yang kadang kalau suka tiba-tiba berhasrat makan mi instan? You answer that.

So ... Here's the thing, apapun alasan dibalik semuanya gw cuma bisa ngedoain para ibu kantin yang kudu berjuang lebih sekali lagi untuk hidupnya. Hidup emang ngga gampang, it's rough!!! Hursh!!!!! Kejam. Tapi ngga mungkin seluruh bagian kehidupan kita kejam dan ngga ngasih kelegaan sedikit pun. Banyak sabar, do what a have to do, dan apapun keputusan yang akan diambil nantibadalah yang terbaikn bagi setiap pihak. Keep the faith, bu as, bu yah, mbak umi dan mbak nur.


*at car wash while think about the whole universe

15 Jul 2012

Cozy guest house, Malang

Seumur-umur gw hidup di Malang belum pernah sekalipun gw tidur di penginapan atau hotel. Lantaran gw ada rumah di Malang. Tapi karena gw udah ngga tinggal di malang lagi dan rumah Malang diputuskan untuk disewakan, walhasil setiap ke Malang sekarang kudu rempong cari penginapan. Dan kejadian itupun harus terjadi beberapa minggu yang lalu. Pas kakak gw pulang ke Surabaya pas dengan acara bokap dan nyokap reuni bareng teman-teman kuliahnya di Malang. Jadilah spontanious holiday ala gw dan kakak gw. Sampe di Suranaya sabtu pagi, dam siangnya kita udah kudu sampai di Malang. As you know, kota Malang udah kayak Puncak atau Bandung pas weekend. Macetnya ngga ketulungan. Karena rencana dadakan gw dan kakak gw jadi excited browse tempat penginapan dk Malang, dengan terms and conditions dari bokap, nyokap, kakak gw dan kakak ipar gw ngga pengen jauh-jauh dari pusat kota Malang. Jadi opsi sewa villa atau hotel di Kota Batu yang sebenarny ngga kauh-jauh amat dari Kota Malang. Sementara gw minim banget sama urusan akomodasi yang beginian. Walhasil hasil browse, tanya teman yang doyan hahahihi holiday ke Malang, sampailah pada keputusan untuk menginap di guest house.

FYI, belakangan kayaknya lagi happening guest house dengan ukuran mungil bertebaran di Kota Malang. Dua tahun gw ngga menginjakkan kaki di Malang beberapa area bisa dijumpai guest house mungil yang bisa jadi alternatif pilihan buat para wisatawan. Kalau dibayangkan harga atau tarif guest house lumayan murah, mmm... Must to say, ngga juga, meski ada juga yang tersedia dengan harga terjangkau. Tapi lagi-lagi balik ke persoalan pelayanan, fasilitas, dan kepantasan dari guest house bersangkutan. Price does shows their quality.

Setelah browse sana sini dan rekomendasi beberapa teman ilihan jatuh pada Cozy Guest House. Singjat kata, the name really shows the coziness of the place. Guest house ini terletak disekitar Jalan Ijen (asumsi kalian pada tahu dengan jalan legendaris di Kota Malang ini, kalau ngga tau juat browse okey?). gw paham banget dengan suasana sekitar Jalan Ijen dan area ini adalah memori bokap dan nyokap gw jaman kuliah dulu di malang. Lihat website kondisi guest house keliatan nyamannya. Kalau kata bokap lokasi persis bangunan gueat house ini Jalan Ringgit, tapi kalau sekarang tertulis Jalan TGP. Ancer-ancer pastinya setelah masuk Jalan Ijen cari aja und corner bakery di pojokan jalan naaahhh fuest house ini masuk persis di gang Und corner bakery itu. Untuk lebih jelasnya soal tarif atau tampilangueat house bisa browse. Lumayan jelas kok websitw official cozy guest house ini. Atau let me help you all by cliking this link guesthousecozy.com .

First impression masuk guest house ini adalah homy. Dengan tampilan luar bangunan ala bangunan lama jaman kolonial (yess Kota Malang adalah salah satu kota yang kental dengan historis para kompeni). Dan semakin ngga kecewa pas liat tampilan dalam bangunan yang asli modern dan minimalis. Elemen kayu dimana-dimana bikin bangunan kuno berlantai tiga ini berasa nyaman. Terutama kolam ikan di void bangunan bikin tenang karena suara airnya (halah!!!). Guest house ini kalau ngga salah terdiri dari 11 kamar, restaurant dan ruang tamu di bagian lobby penginapan. Kemarin gw pesen 1 kamar deluxe dan 1 kamar junior suite. Tampilan dalam kamar bisa diliat dari gambar yang gw post. FYI, jangan coba-coba booking di guest house ini dadakan Yah,... Karena lokasinya yang dekat kemana-mana bikjn gueat house ini suka full booked. Lucky us pas kemarin liburan mbak resepsionisnya baik banget mau ngeusahain kami bisa booked disini. Dan mbak resepsionisnya rajin konfirm ke gw soal kamar, waitin list, dan apapun perubahan yang ada. Dan gw fine with it meski jadi suka rempong dan deg-degan tiap nomer telpon guest house ini muncul di blackberry gw. Setelah gw booked ngga lama kemudian kita akan dapat sms konfirmAsj perkiraan total biaya penginapan kita dan untuk confirm kepastian kita akan diminta membayar down-payment 50% dari total biaya yang dikenakan dengan cara mentransfer. Secure buat gw karena sudah bisa dipastikan kita booked. Lega begitu kita sampai dan semua sesuai dengan apa yang gw order. Yess comfy place!!!! Dan malam hari berasa banget suasana tenang dan laziness ala Kota Malang.

So....akhir kata, gw rekom guest house ini. Apa yang di-charged ke kita worth for every single service with what we've got. Lokasi yang dekat kemana-mana, disekitar Area Jalan Ijen yang memang tenang, bikin gueat house ini benar-benar sesuai dengan namanya. Saking nyamannya pas mau balik pun berasa malas juga hehehe :))


Nb : post ini murni pengalaman gw pribadi dan bukan untuk promosi komersil semata