Awal tahun 2011 yang bertolak belakang. Di satu sisi bahagia karena termin pekerjaan yang turun alias isi rekening tabungan full tank,tapi di sisi lain efek lupa mensedekahkan 2,5% darinya berdampak pada 'hilangnya' beberapa digit di saldo rekening tabungan.
Semua berawal karena si laptop yang cari gara-gara pake ngambek si layar. Tapi memang tidak sepenuhnya salah si laptop melainkan si pengguna yang me-romusha laptop bekerja 24/7. Laptop menunjukkan kengambekannya pada suatu ketika dengan sebuah 'kedipan' alias blink yang muncul ditengah-tengah pekerjaan. Awal kemunculannya tidak berlangsung lama. Cuma sekali kedip. Dg asumsi barangkali si laptop minta diistirahatkan, maka untuk sehari itu laptop pun berkondisi off. Berharap esok hari akan baik-baik saja.
Dan memang benar. Besoknya semua berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala. Tidak ada kedipan.
Tapi.... Kejadian 'kedipan' itu jadi sering muncul dalam waktu beberapa hari kemudian. Yang awalnya sehari sekali bisa beberapa kali kedipan/blink meski dalam sekali 'kedip' intensitas kedipan tidak terlalu banyak. Kalau bahasa kerennya ‘flicker’. Karena intensitas yang semakin sering itu, bahkan sempat ‘black out’ sekali, masuklah si laptop tersayang ke tempat servis. Dan tidak hanya 1 tempat servis yang didatangi, melainkan 3 tempat servis, 2 orang teman yang memang paham urusan beginian untuk berkonsultasi, plussss … beberapa akses IT kantor teman-teman. Dan hasilnya, rata-rata jawaban mereka memang sama atau mirip. Ke-error-an laptop ada di kabel penghubung ke monitor (lupa namanya apa).
Dengan vonis itu dalam bayangan saya yang tidak terlalu paham IT atau gadget membayangkan yang perlu dilakukan adalah mengganti kabel atau hanya sekedar ngebenerin kabel biar on the track. Hati sedikit tentram dengan asumsi tersebut. Berangkatlah menuju tempat servis pertama yang memang rekomendasi teman. Dan hasilnya Mas Servis 1 bilang, “ini sudah kena ic connector-nya mbak. Dan bisa efek ke motherboard,”. Wait a minute!!!!!!!!!!! Ini barang kagak pernah error ‘mesin’nya, bung!! yang error cuma layarnye … Masa iya bisa nyambung kesana??? Logikanya ga kesitu man!!!! Karena panik atas vonis itu, langsung menuju ke tempat teman 1 dan teman 2 yang memang lumayan paham. Mereka berdua bilang memang ada kemungkinan kesana tapi kalau melihat ‘penyakit’nga ga ada logika kesana. Then, menanyakan ke beberapa kenalan orang IT dengan pendapat teman 1 dan teman 2. Ataupun, kemungkinan terburuk adalah ganti LCD. I’ve been punk’d!!! Dan semakin berindikasi kuat ketika Mas Servis 1 menawar laptop dengan harga 1,6 juta saja!!!! Whaattttt????!!!!! Sebuah tawaran yang kejam dan tidak manusiawi. Maka, tidak perlu diacuhkan tawaran tersebut, meskipun beberapa teman juga menyarankan untuk membeli laptop baru ketimbang ganti LCD.
Dan opsi terakhir adalah membawa si laptop ke tempat servis paling oke di Kota Malang yang terkenal mahal tapi memang kualitas. Angkasa Komputer, Jl. TGP, Malang. Maaf kalau ada beberapa pihak yang berkebaratan saya menyebut merk. Semata-mata untuk men-share info saja kok, tidak bermaksud yang lain. Sesampai di bagian servis laptop, Mas Servis 2 langsung bertanya merk dan seri laptop saya. Toshiba L310, jawab saya dilanjutkan dengan menerangkan kronologis ‘kedipan’ maut si laptop. Tanpa panjang lebar begini kira-kira hasil analisa Mas Servis 2 …
- Laptop Toshiba seri 100, 200, dan 300 memang sudah jadi penyakit umum dan bukan rahasia umum lagi kalau penyakit layar flicker atau kedip atau muncul garis adalah penyakit andalan seri ini. Setiap laptop pasti ada kok penyakit-penyakit andalan. Tiap barang ada kelebihan ada kekurangan. Dan kekurangan merk dan seri ini adalah itu. Pernyataan Mas Servis 2 juga dikuatkan oleh Mas Servis 1 di dua tempat yang berbeda yang mengatakan hal yang sama. Jadi bisa diambil kesimpulan memang itu sebenarnya.
- Kondisi penyakit yang seperti itu disebabkan oleh engsel monitor yang terlalu erat yang terindikasi dari beratnya monitor laptop ketika diangkat/dibuka. Meskipun itu kondisi pabrikan dan menjadi setelan asli/orisinil (karena laptop saya belum pernah masuk servis sejak 2 tahun lalu dibeli). Jadi, pastikan ketika kita menerima barang setelah membeli erat atau tidaknya engsel. Oya … engsel monitor diartikan sebagai pinggiran monitor kanan dan kiri sampai ke engsel bulat yang menghubungkan monitor dengan badan laptop. Dengan kondisi engsel yang ‘berat’ berakibat pada gerakan kabel yang tidak ditunjang dengan ‘pelumas’ didalam engsel yang melubrikasi kabel secara maksimal. Sehingga, kabel ‘bergerak’ secara terpaksa dan menyebabkan munculnya ‘remahan-remahan’ gesekan kabel atau material padat didalam engsel. Hal ini bisa terlihat ketika kita membersihkan bagian dalam engsel akan nampak bercak hitam (seperti bercak tinta) yang menempel pada tisu/kain. Kondisi itu yang disebut dengan kondisi ‘kotor’.
- Solusi yang mungkin dilakukan dari kondisi penyakit itu antara lain dengan membersihkan bagian dalam engsel dan memberikan ‘pelumas’ dan kawan-kawan yang bisa menunjang pergerakan kabel agar ‘on the track’ kembali. Itupun kalau memang kondisi belum terlalu parah. Jika sudah parah bukan tidak mungkin kita harus mengganti LCD monitor. Indikasi penggantian LCD jika kondisi layar black out (seperti kondisi laptop saya meskipun baru sekali black out), display layar mampat atau tidak pada ukuran yang seharusnya, muncul garis yang bergerak naik turun. Jadi tidak benar kalau kondisi rusak diatas dikaitkan dengan motherboard, kecuali memang ada kondisi lain yang mengakibatkan hal tersebut.
Dan pada akhirnya saya pun memilih untuk mengganti LCD monitor dan belum berniat menjual laptop tersayang selama masih bisa digunakan. Mengingat terbatasnya dana yang saya miliki akhirnya saya memutuskan mengganti LCD monitor yang ‘hanya’ compatible dengan harga 1,4 juta rupiah. Kalau memang pecinta originalitas barang maka LCD monitor toshiba bisa didapatkan dengan range harga 2-3 juta rupiah. Atau bahkan ketika kantong tidak sampai pada harga tersebut, masih ada pilihan LCD monitor compatible dengan merk ‘rendahan’ atau LCD monitor secondhand yang bisa didapat dengan harga dibawah 1 juta rupiah. Apapun pilihannya mengganti LCD monitor laptop = mengurangi harga jual kembali laptop setengahnya karena asumsinya produsen menetapkan harga jual laptop adalah setengahnya merupakan harga LCD monitor.
Sekali lagi, tidak ada maksud untuk mengurangi nilai lebih atau menjelekkan merk ini karena sampai sekarang saya juga masih menggunakannya hingga untuk jangka waktu entah kapan ketika memang sudah bisa dipastikan benar-benar tidak bisa digunakan lagi. tulisan diatas murni kejadian yang baru saya alami. dan sekedar share pengalaman yang semoga bisa membantu siapapun yang membaca. dan sekali lagi tips yang bisa jadi pertimbangan teman-teman semua, ALWAYS HAVE THE 2nd, 3rd, 4th, or THOUSANDS OPINION ABOUT THIS. terutama bagi yang tidak begitu paham dengan gadget, seperti saya contohnya. DAN JANGAN LUPA PAKAI LOGIKA. prinsipnya gadget dibuat oleh manusia maka masih akan ada celah logika manusia didalamnya (wink!!).
happy gadgeting, peops!!! thx for the read ... kalau ada yang salah boleh dibenarkan kok. maaf kalau saya menerjemahkan dg bahasa awam yang barangkali kurang sesuai dengan yang dimaksud di dunia per-gadget-an.
*thx to Mas Andi - Angkasa Komputer Jl. TGP, Malang yang banyak kasih penjelasan ...
sungguh sebuah tragedi...recommended buat solusi bagi yang berkantong cekak nih!!
BalasHapusini dia salah seorang teman yg jadi sasaran keluh kesah ... hkhkhkhhkhk
BalasHapus