19 Apr 2011

(Hanya Ingin ... )

Bersama para pencari kerja yang lain. Today is just another day to through. Cuma hari lain yang memang harus dilalui dengan segala keharusannya.

Generally, saya akan banyak menghabiskan waktu yang cukup luang di rumah, membaca sesuatu, atau menulis sesuatu. Hari ini sedikit berbeda. Interview. Sama seperti hari-hari dengan keharusan interview pekerjaan sebelumnya yang memang agak sedikit rempong yah ... Mempersiapkan kostum, cv, atau perlengkapan melamar pekerjaan yang lain. Menjadi agak sedikit dramatis kalau mengingat sudah 'pernah' melakukan kegiatan ini berulang-ulang kali. Terakhir yang saya ingat, folder 'sent mail' yang ada di akun gmail saya sudah mencapai 3 digit, yang berarti mencapai angka ratusan, membuktikan saya sebagai pencari kerja sudah terbiasa. Saking terbiasanya, apa yang harus disiapkan utk interview hari ini juga otomatis saja berjalan. Mulai tidak panik seperti pada awalnya saya sebagai pencari kerja yang bingung what to wear, what to prepare, atau how supposed to be I am. Semua berjalan seperti hari-hari 'biasa'.

Perjalanan surabaya-Malang yang sudah beribu-ribu kali ditempuh juga tidak lagi menjadi sesuatu yang harus dikhawatirkan. Karena satu hal, ini tahun terakhir saya mencoba peluang sebagai pencari kerja untuk posisi ini. Tidak perlu rasanya saya sebutkan posisi dan nama perusahaannya. menjadi tersadar dan mulai merendahkan diri untuk menjadi tidak terlalu berharap setelah beberapa kejadian melamar pekerjaan yang membuka mata saya lebar-lebar. Usia saya 26 tahun. Usia maksimal yang memungkinkan bagi perusahaan untuk menerima pegawai pada posisi tertentu yang biasanya sering diincar oleh banyak para lulusan baru. Sempat saya putus arang ketika tidak melihat nama saya pada deretan nama peserta tes penerimaan pegawai. Dan semakin depresi ketika melihat nama-nama yang tertera adalah mereka yang berusia 5 tahun lebih muda dari saya. Mungkin bagi beberapa orang menilai kalau semua itu kesalahan saya karena molor di masa studi saya. Hehehe. Mungkin benar, tapi saya menolak jika memang itu satu-satunya penyebab kegagalan saya. Ada banyak aspek yang perlu dikupas satu per satu untuk mencari apa kesalahan atau kekurangan saya. Karena pengalaman ditolak untuk kesekian kalinya karena ada yang lebih muda dari saya, membuat saya melangkah hari ini sedikit setengah hati. Karena benar-benar menjadi mengerti apa yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan itu dalam mencari pegawai. Deretan pengalaman yang beranak pinak ternyata tidak menjadi jaminan kita akan dipertimbangkan. Dalam beberapa kasus mungkin akan menjadi pertimbangan, mengingat pengalaman saya yang 'lumayan' tapi ternyata belum menjadi pertimbangan mereka menandakan ada yang salah dari saya.

Selama kurang lebih 3 jam 'terjebak' dalam masa menunggu panggilan untuk masuk ke ruang interview memang benar-benar membuat saya me-review semua hal yang pernah saya alami. Mempertimbangkan kembali apa yang saya inginkan. Cita-cita. Bagaimana saya. Dan apa yang bisa saya lakukan. Diantara semua analisa pengalaman interview yang pernah saya jalani pada akhirnya saya menarik sebuah kesimpulan yang ... Mencengangkan saya sendiri. Semua yang saya lakukan itu BUKANLAH SAYA!! Sepertinya saya kehilangan diri saya yang sebelum-belumnya. Saya yang dulu tidak pernah peduli apa yang orang lain katakan. Terserah mereka bilang A kalau saya bilang Z maka Z adalah yang mutlak. Tentunya sudah dengan pertimbangan yang diperlukan. Dan entah hanya perasaan saya atau memang itu kunci yang sebenarnya, segala keberhasilan (menurut versi saya) dalam hidup saya memang karena ke-keukeuh-an saya akan si Z tersebut. Pilihan jurusan kuliah yang 'absurd' di antara keluarga yang mayoritas jebolan sarjana hukum dengan sukses saya capai pada jalurnya. Pilihan kampus sebagai tempat menimba ilmu yang terhitung 'absurd' diantara teman-teman sukses pula saya raih (dan tidak pernah menyesal olehnya). Pilihan judul skripsi yang (lagi-lagi) 'absurd' diantara beribu-ribu judul yang ada (lagi-lagi juga) berhasil mendapat nilai sempurna meskipun dengan perjuangan ditengah keminimalisan literatur, studi terdahulu, dan tambahan ilmu arsitektur yang sedikit nanggung yang tidak pernah saya paham filosofi keilmuan dibaliknya. Dari pilihan judul-judul skripsi yang ada, hanya 5 judul dengan tema tersebut yang pernah diangkat dan menjadi produk penelitian. Pilihan-pilihan bacaan novel, sastra, atau buku yang memang menjadi kegemaran tidak pernah sama dengan banyak orang. Saya tidak membaca Laskar Pelangi, Negeri 5 Menara, Paulo Coelho's, Sidney Sheldon, Nora Roberts, atau Nicholas Sparks. Tapi saya membaca novel 5 cm, Q&A (yang kemudian difilmkan dengan judul Slumdog Millioner), Hotel Prodeo, Mario Puzo's, atau Mahatma Gandhi in Cadillac. Semua serba 'absurd'. Tidak bermaksud sombong, angkuh, atau arogan, tapi yang 'absurd' itu adalah normal bagi saya.

Dari itu semua, ternyata ... Tuhan sedang menyiapkan keabsurdan yang lain untuk saya. Hanya diperlukan kesabaran sedikit lagi untuk bisa menjadi apa yang saya inginkan. Tidak bisa lagi 'menyalahkan' pihak perusahaan yang menolak saya, atau meremehkan penilaian mereka atas siapa-siapa saja yang bisa memberikan kontribusi bagi mereka. Semakin sadar akan ketakutan saya untuk tidak bisa sesukses orang-orang disekitar saya. Ternyata itu semua yang menghambat, yang menyebabkan saya tidak bisa menjadi saya. Mungkin saya terlalu jauh menganalisa diri saya sendiri, karena bisa saja saya yang kurang mau push myself to the limit. Entahlah, itu hanya orang lain yang bisa menilai.

"Terima kasih atas waktu yang diberikan Mbak Rika untuk mengikuti interview awal kali ini. Dari hasil interview yang baru saja dilakukan mohon maaf untuk kesempatan kali ini Mbak Rika belum direkomendasikan untuk posisi yang diinginkan. Terima kasih dan semoga sukses untuk Mbak Rika,"

(Just) another rejection. Atau lebih tepatnya, belum. Memang tahun terakhir untuk mencoba di perusahaan ini pada posisi ini. Dan memulai kembali menata pikiran, hati, cita-cita, menggali kebutuhan dasar sebagai seorang Rika. Serta, bersabar sedikit lagi atas nama absurditas Allah untuk saya.

Laa khawlaa walla quwatta illabillah.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

3 komentar:

  1. tenang saja kawan....
    segala sesuatu pasti khan indah pada waktu'x..
    ckp berusaha & berdoa ( biar Tuhan yg mlakuan sisa'x)...

    usia qta sma ... :P
    and gw rasa sikap qta pun ad sdikit kemiripan hahaha...Tetap Smangat Kawand..\m/

    "LEBIH BAIK SERIBU KALI TERRJATUH DAN BANGKIT KEMBALI, DARIPADA SATU KALI JATUH TAPI TAK PERNAH BANGKIT SAMA SEKALI"....


    come and visit my blog ^_^ :
    Krismeskeos
    aftersixhour
    PromiseLand

    BalasHapus
  2. hehehe iya yah onesh ... amin amin. semoga nanti kalau sudah waktunya langsung dapet yang terbaik for both of us .... btw skater kah dirimu? blognya full of skate thing ... hihihiih

    BalasHapus
  3. gw maen sk8 just hobby aj ... lmyan isa nambah tmn...

    (banyak tmn banyak rejeki) hahahahaha :P


    come and visit my blog ^_^ :
    Krismeskeos
    aftersixhour
    PromiseLand

    BalasHapus

Dear Rika & friends ...