Secara tidak sengaja melihat buku bersampul hijau di lemari buku mama yang bertahun-tahun memang cuma jadi benda pajangan di rumah. Maklum … isi didalamnya cuma meliputi beberapa buku-buku lama yang disimpan mama, yang sebenarnya bukan jenis buku-buku yang bisa dibaca sekilas lalu. Bagaimana tidak, ensiklopedia beberapa jilid, seri 30 tahun kemerdekaan Indonesia, dan beberapa seri pengetahuan umum, berukuran segede gajah yang untuk membacanya pun harus diletakkan di meja alias importable.
Buku bersampul hijau ini sebenarnya bukan jenis buku fiksi atau biografi semacamnya. Dari judulnya “Pengadabadian Pahlawan Kemerdekaan Nasional IBU KARTINI” dan diterbitkan oleh “Panitia Pengabadian Pahlawan Kemerdekaan Nasional Ibu Kartini Kabupaten Rembang”, buku ini sebenarnya hanya sekedar katalog singkat mengenai suatu tempat. Pernah ‘kan ketika kita pergi ke suatu tempat lalu disetiap kita memasuki tempat tersebut para guide memberi sebuah buku katalog singkat mengenai isi tempat tersebut? Semacam itulah. Dan setelah membaca pendahuluan atau kata pengantar yang ditulis atas nama Bupati Rembang memang benar. Buku ini diterbitkan untuk memberi ulasan singkat dasar pendirian kamar bekas kediaman Ibu Kartini di rumah dinas Kabupaten Rembang dan pembangunan makan beliau ditengah-tengah makam keluarga R.M.A.A Djojoadhiningrat (suami dari Ibu Kartini yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Rembang), dan beberapa pendirian bangunan lain untuk memperingati jasa-jasa Ibu Kartini di Kabupaten Rembang.
Sesuatu yang membuat buku ini menarik perhatian saya adalah beberapa kata bijak dan cerita pewayangan karangan Ibu Kartini yang dibuat hampir seabad yang lalu, dengan segala drama yang terjadi dan ketika dicerna kembali, kok masih relevan ya? Selain cerita pewayangan yang memang layaknya cerita legenda saja.
Sebelumnya, entah hal ini diperbolehkan atau tidak, tanpa ijin dari beberapa pihak terkait, saya ingin membagi pesan-pesan yang pernah dibuat Ibu Kartini kepada kita wanita, dan pria tentunya. Kalau berdasarkan kata pengantar yang dibuat memang buku katalog ini sudah direstui oleh Menteri Sosial Republik Indonesia kala itu dan isi didalamnya terkait sejarah Ibu Kartini disusun dengan mengolah beberapa sumber buku yang pernah ada. Jadi, harusnya tidak apa-apa ya kalau saya mengutip beberapa kata bijak Ibu Kartini. Niatnya cuma sekedar share kok. Kalau ada yang keberatan, tolong saya diingatkan yah …
Ini beberapa kata bijak Ibu Kartini …
Akan datang djua kiranja keadaan baru dalam dunia Bumiputera, kalau bukan oleh karena kami, tentu oleh karena orang lain. Djanganlah kami tjoba dengan paksa mengubah adat kebiasaan negeri kami ini. Bangsa kami jang masih seperti anak-anak itu, akan mendapat jang dikehendakinja, jang mengkilap bertjemerlangan. Kemerdekaan wanita tak boleh tidak akan datang djuga, pasti akan datang, hanjalah tiada dapat dipertjepat datangnja.
~~
Daripada mati itu akan tumbuh kehidupan baru. Kehidupan baru itu tidak dapat ditahan-tahan, Dan meskipun sekarang dapat djuga ditahan-tahan besoknja akan tumbuh djuga dia, dan hidup makin lama makin kuat dan makin teguh.
~~
Kaum muda sekarang tiada pandang prija atau wanita wadjiblah berhubungan. Masing-masing sendiri-sendiri memang dapat berbuat sesuatunja akan memadjukan bangsa kami, tetapi apabila kita berkumpul bersatu, mempersatukan tenaga, bekerdja bersama-sama, tentu usaha itu akan lebih besar hasilnja.
~~
Kemenangan jang seindah-indahnja dan sesukar-sukarnja jang boleh direbut oleh manusia, ialah menundukkan diri sendiri. Paham lama jang sudah turun-temurun tiada dapat dengan sebentar sadja disisikan, akan menggantinja dengan paham baru. Berkuasa barang jang lama itu, oleh karena masih dihormati orang seluruh negeri, tetapi tumbuhan muda jang segar itu tentulah akan menang djua.
~~
Dan siapakah jang lebih banjak dapat berusaha memadjukan ketjerdasan budi itu, siapakah jang dapat membantu mempertinggi deradjat budi manusia, ialah wanita, ibu, karena haribaan ibu itulah manusia mendapatkan didikannja jang mula-mula sekali.
~~
Djanganlah berputus asa, dan djanganlah menjesali untung, djanganlah hilang kepertjajaan hidup. Kesengsaraan itu membawa nikmat. Tidak ada jang terdjadi berlawanan dengan rasa kasih. Jang hari ini serasa kutuk, besoknja ternjata rahmat. Tjobaan itu adalah usa pendidikan Tuhan.
~~
Selain ketujuh kata bijak Ibu Kartini tersebut, sebetulnya masih ada cerita pewayangan karya Ibu Kartini yang ditulis pada tahun 1902 dengan judul “Kongso”. Mungkin di kesempatan lain waktu saya tampilkan cerita tersebut.
Semoga apa yang diucapkan Ibu Kartini bisa jadi penyemangat kita para wanita. Amin.
~ Sutjining rasa Haruming budi ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dear Rika & friends ...