Semakin sadar dengan salah satu ayat yang suka disebut-sebut sebagai pedoman bagi mereka-mereka yang sedang dalam lowest point di hidup mereka. Atau singkatnya sedang meratapi nasib mereka. Apapun itu. Mulai dari urusan percintaan, jodoh, rejeki, atau jalan hidup, yang biasa kita sebut dengan takdir. Tulisan kali ini sebenarnya terinspirasi oleh sebuah film yang lumayan membuat saya termewek-mewek di pagi hari.
Sekali lagi saya harus meminta maaf terlebih dahulu kepada seluruh para pekerja perfilman karena telah menjadi konsumen DVD bajakan. Entah bagaimana dengan yang lain, yang jelas saya ingin mengucapkan itu terlebih dahulu. Dan tidak yakin untuk berjanji di kemudian hari untuk tidak berhenti membeli DVD bajakan tersebut (Maafkan juga untuk berjuta-juta penikmat film bajakan diluar sana).
The Adjustment Bureau. Sebuah film yang bahkan saya tidak tahu mengenai jalan cerita atau termasuk dalam genre apa. Yang pasti gambar cuplikan di sampul DVD bajakan yang saya beli terpampang dengan jelas dua pemeran utama film ini, Matt Damon dan Emily Blunt. Beberapa gambar insert lain yang ada di sampul belakang terlihat beberapa pria mengenakan jas hitam dan topi hitam. Sekilas mirip dengan film mafia atau film dengan genre action. Karena sedang tidak ingin ber-menye menye ria hari ini, saya memilih film tersebut yang bahkan tidak disarankan oleh mas penjaga toko. Entah kenapa. Tapi jaminan akting Matt Damon di beberapa film yang memang tidak mengecewakan jadi pegangan saya untuk mengalahkan saran mas penjaga toko yang menyodorkan beberapa judu film, mulai dari film Korea, Cina, hingga drama komedi khas Hollywood. Mungkin karena menyerah melihat selera pilihan film yang ada ditangan saya, akhirnya mas penjaga toko tersebut berhenti menyodorkan beberapa judul film dan memutuskan hanya membuntuti saya tanpa banyak berbicara. Lebih baik begitu, sehingga mata saya bisa bekerja lebih maksimal untuk men-screening judul film yang terletak pada deretan rak di toko tersebut.
Sebuah jalan cerita yang tidak saya sangka sebelumnya. Jauh dari aksi dar-der-dor ala film aksi yang saya perkirakan sebelumnya, melainkan 'hanya' film drama romansa yang ... ruarrrrrrr biasaaaaa!!!!!!! Saya bakal terheran kalau saja film ini tidak masuk jadi salah satu nominasi di Oscar atau ajang penghargaan perfilman internasional. Singkat kata, film ini memiliki jalan cerita yang sedikit mirip dengan film Romeo+Juliet. Hubungan percintaan antara dua orang manusia, David Norris (Matt Damon) dan Elise (Emily Blunt), yang secara tidak sengaja bertemu di sebuah toilet pada salah satu bangunan, dimana David yang seorang senator sedang memberikan pidato pemilihan dirinya menjadi senator di Negara Bagian New York, sementara Elise berada pada lantai yang berbeda untuk menghadiri pernikahan kerabatnya. Keduanya bertemu secara kebetulan di sebuah toilet pria dimana Elise sembunyi dari kejaran keamanan gedung karena sedikit menimbulkan keributan pada acara pernikahan yang sedang dihadirinya, sementara David sedang melatih pidato di toilet yang sama. Pertemuan tersebut menarik perhatian satu dengan lainnya, hingga beberapa hari kemudia keduanya bertemu kembali, lagi-lagi secara tidak sengaja, di sebuah bus. Pertemuan kedua tersebut berakhir dengan David yang menanyakan nomer ponsel Elise. Namun, satu hal yang tidak mereka ketahui, diluar sana, sebut saja 'malaikat', sedang mengatur jalan hidup David dan Elise. Harry (Anthony Mackie), sang 'malaikat' yang bertugas menjaga 'jalan hidup' David, melakukan kecerobohan karena tertidur sehingga pertemuan keduanya terjadi. Singkat kata, David dan Elise tidak ditakdirkan untuk bersama. Ketika mereka bersama, David tidak akan pernah menjadi senator dan Elise tidak akan pernah menjadi ballerina ternama. David yang mengetahui tentang keberadaan Harry dan kaumnya serta takdir atau jalan hidupnya tersebut berusaha sekuat tenaga untuk mencari Elise, meski diantara pencarian David tersebut sempat muncul keraguan David untuk meninggalkan Elise karena tidak ingin Elise kehilangan cita-citanya untuk menjadi ballerina terkenal. Tapi sekali lagi, ternyata buku kehidupan mereka, yang selalu dibawa para agen 'malaikat' tersebut kemanapun mereka pergi, ternyata pada suatu waktu keduanya memang 'pernah' ditakdirkan bersama suatu waktu. Karena suatu hal membuat mereka tidak bersama dan kesalahan itulah yang membuat keduanya merasa mereka masih harus bersama. Semakin besar keinginan David untuk bersama Elise, semakin besar pula halangan yang dibuat oleh para agen 'malaikat' tersebut agar keduanya tidak bertemu. Para agen 'malaikat' tersebut bertugas untuk menjaga jalan hidup seseorang agar sesuai apa yang tertulis. Ketika sesuatu berjalan tidak pada jalurnya, maka tugas merekalah untuk menyesuaikan (adjustment).
Bukan cerita romansa yang pasrah dan apa adanya. Saya bisa menangkap maksud para pembuat fim agar setiap orang mau berjuang demi takdir mereka. Karena saya muslim (insyaallah), jadi teringat sebuah ayat Al Quran yang memang menyebutkan bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya. Diluar cerita ini fiksi atau sekedar bayangan semata, tapi saya yakin itu benar adanya. Bukan juga fim yang bisa dilewatkan begitu saja. Bagi para wanita, bersiaplah untuk meneteskan air mata atas apa yang dilakukan David Norris dalam mempertahankan Elise 'melawan' takdir. Bagi para pria, tenang saja ... melihat film ini tidak akan membuat harga diri kalian jatuh ke titik terendah.
Last but not least, 5 bintang dari 5 bintang yang bisa saya berikan untuk film ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dear Rika & friends ...